Sabtu, 08 September 2012

Bijak dalam Menyikapi Kelebihan dan Kekurangan

Bismillah

Right of the picture above belong to claudeaberin.blogspot.com

Semua makhluk ciptaan Allah memiliki kelemahan dan kelebihan, salah satunya adalah manusia. Manusia pertama yang diciptakan Allah berasal dari tanah yaitu Nabi Adam[1]. Seperti yang diketahui bahwa tanah di bumi ini tidak memiliki struktur ketahanan yang kuat, sepadat apapun tanah yang menggumpal jika diremas atau dibanting biasanya akan hancur menjadi butiran-butiran kecil. Itu menandakan tanah adalah benda yang lemah (Memang dalam bahasa jawa, tanah disebut dengan lemah). Namun dibalik kelemahan pertanahan di bumi ini, tanah menyimpan banyak fungsi loh..., diantaranya;
  1. Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran
  2. Persediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman
  3. Sebagai tempat hidup biota tanah
  4. Sebagai pelindung dari serangan hama dan penyakit
Nabi Adam yang menyandang gelar Alaihissallam (AS) yang berarti doa berupa “Semoga Allah senantiasa memberi keselamatan pada Nabi Adam” adalah nenek moyang manusia yang juga memiliki sifat sejenis dengan tanah yaitu memiliki kelemahan dan kelebihan (jadi nenek moyang manusia adalah manusia bukan kera seperti diutarakan dan dibangga-banggakan oleh kang mas Darwin Almarhum)[2]. Setelah Allah mencipatkan nabi Adam, kemudian ditempatkan ke dalam surga (bukan surga sesungguhnya yang nanti akan ditempati orang-orang yang beriman kepada Allah). 

Allah yang Maha Tahu faham sekali dengan keadaan Nabi Adam, meskipun dia hidup serba enak didalam surga akan tetapi ada sesuatu yang hilang dalam jiwanya sehingga hidup di surga terasa hampa. lalu muncullah sosok Hawa sebagai pendamping hidup yang diciptakan Allah dari tulang rusuk nabi Nabi Adam[3]. Hawa yang berjenis kelamin perempuan inilah yang membuat jiwa nabi Adam merasa tenang dan tentram. Akhirnya keduanya hidup bahagia di surga. 

Rupa-rupanya, selama Allah berurusan dengan Nabi Adam, ada sesosok yang selalu mengawasi. Adalah Iblis yang kemudian nanti akan menjadi nenek moyang para Setan yang selalu mengontrol gerak-gerik Nabi Adam. Iblis sangat benci dengan Nabi Adam. Kebenciannya muncul ketika Allah perintah kepada seluruh makhluk ciptaannya, yaitu Malaikat dan juga Iblis untuk sujud penghormatan kepada Nabi Adam. Karena nabi Adam hanya berasal dari tanah, sedangkan dirinya diciptakan dari api, maka pada saat itu iblis dengan sombong tidak mau sujud karena merasa direndahkan. Sejak saat itulah dia meminta kepada Allah untuk diberi ijin agar selalu bisa menggoda Nabi Adam dan keturunannya sampai hari kiamat jauh dari jalan yang benar (Di jalan-jalan Allah “Fii Sabilillah”). Itu sebagai pengganti hukumannya sebelum dia disiksa di Neraka Jahannam. Padahal pada saat dia melakukan kesalahan dengan tidak mau sujud penghormatan kepada nabi Adam, Allah telah memerintahnya untuk bertobat. Dan jika dia mau melaksanakan perintah tobat, dia masih memiliki kesempatan untuk bisa masuk ke dalam surga[4]. Namun dia lebih memilih untuk menjerumuskan nabi Adam dan anak turunnya bersama-sama masuk ke dalam neraka karena seluruh pikirannya sudah tertutup dengan kebencian yang begitu amat besar, sehingga menjadi buta. Buta mata, buta hati dan buta pikiran.

Kebahagiaan Nabi Adam dan Hawa yang di lalui hari demi hari pun tak berlangsung lama, karena sejak saat Iblis bersumpah untuk menggoda Nabi Adam dan anak turunnya, maka sejak saat itu pula Iblis berupadaya dengan berbagai macam cara untuk menyesatkan keduanya agar menentang perintah Allah. Salah satu isi dari perintah Allah kepada Nabi Adam dan Hawa adalah selama berada di surga ada satu syarat yang tidak boleh dilanggar, yaitu tidak boleh mendekati apalagi sampai memakan buah salah satu pohon di surga. Konon menurut cerita pohon dan buahnya itu bernama khuldi, yang berarti kekal. Tapi sesungguhnya nama pohon dan buah khuldi ini berasal dari Iblis yang sengaja memberi nama tersebut sebagai satu diantara sekian banyak strategi liciknya untuk menggoda nabi Adam dan hawa. 

Awalnya iblis menggoda berkali-kali nabi Adam secara terang-terangan supaya memakan buah yang dilarang oleh Allah dengan rayuan bahwa dengan memakan buah itu akan memberi kehidupan yang kekal abadi di dalam surga, tentu dengan kebohongan Iblis bahwa surga yang ditempatinya tidaklah kekal. Namun nabi Adam sama sekali tidak terpengaruh dengan rayuan Iblis. Tak berhenti untuk menggoda Iblis pun mengambil langkah strategi licik yang lain yaitu menghasut istri nabi Adam. Mula-mula hawa tidak termakan dengan hasutannya, tapi karena upadaya iblis yang terus menerus menggoda dengan rayuan, bujukan yang manis-manis pada akhirnya hawa pun terhasut.

Disinilah kelemahan seorang wanita, tatkala sudah lama tidak mendapatkan siraman kebaikan rohani, ketika segala bujukan, rayuan hasutan yang serba manis datang bertubi-tubi kepadanya maka akan mudah terhanyut. Karena memang wanita diciptakan dari tulang rusuk nabi Adam yang paling bengkok. Pernah dijelaskan oleh nabi Muhammad SAW bahwa dengan adanya wanita tercipta dari tulang rusuk yang bengkok, manakala tulang rusuk itu dibiarkan saja, maka tetap akan bengkok, dan jika tulang tersebut sengaja diluruskan dengan keras dan kasar, bukannya akan lurus namun akan patah[3]. Artinya wanita butuh untuk selalu di arahkan dengan nasihat-nasihat yang baik secara berkala agar memiliki kekuatan dan keteguhan iman dalam hati.

Keberhasilan hasutan iblis kepada hawa ternyata sangat cerdik nan picik, tidak hanya mengajak hawa untuk melanggar perintah Allah, namun juga mengelabui hawa untuk mengajak suaminya Kakanda nabi Adam agar mau makan buah khuldi sehingga bisa hidup bersama selama-lamanya di surga itu. Nah, tibalah giliran kelemahan nabi Adam yang mulai terlihat, dengan kelembutan dan rayuan manis yang dibuat oleh hawa juga karena atas nama cinta dan kasih sayang yang terkadang disalahgunakan sehingga nabi Adam ikut terhasut untuk makan buah khuldi tersebut, melupakan segala ketaqwaan dan ketaatannya kepada Allah. Karena telah melanggar perintah Allah dengan memakan buah yang disebut oleh Iblis dengan buah khuldi, Adam dan Hawa diperintah oleh Allah untuk bertobat. Kemudian sebagai penebus dosa mereka berdua akhirnya disiksa dengan cara dikeluarkan dari surga dan diturunkan ke dunia untuk menjalankan ibadah kepada Allah pada kehidupan di dunia sampai akhir hayat mereka.

Dengan gambaran cerita diatas, penulis hanya mengambil sudut pandang bahwa manusia hakikatnya tidak ada yang sempurna. Sudah dapat diketahui dengan jelas bahwa nabi Adam saja sebagai manusia pertama ciptaan Allah yang dianggap sempurna karena bisa membuat para Malaikat yang tercipta dari cahaya dan Iblis yang berasal dari api sujud di hadapannya sebagai rasa hormat, atas perintah Allah. Meskipun demikian tetap saja nabi Adam adalah manusia yang pernah melakukan kesalahan, yang tidak sempurna karena memiliki kelebihan dan kekurangan. 

Penulis menggaris bawahi bahwa dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dimiliki setiap insan, maka diperlukan kesadaran. Untuk itu manusia janganlah menjadikan kelemahannya sebagai alasan untuk menyerah dan pasrah saja. Seperti misalnya, minder, tidak percaya diri, rasa khawatir, tidak pintar, kurang peka dengan orang lain, tidak bisa begini-begitu, kurang bisa ini-itu dan sifat-sifat lemah lainnya, yang pada akhirnya hanya membesarkan kelemahan itu sendiri. Begitupun dalam menyikapi kelebihan, tidaklah bijak menggunakan kelebihan yang dimiliki kalau hanya ingin menunjukan kepada orang lain bahwa dialah yang terunggul, yang paling kuat, paling pintar, paling survive dan saudaranya mas paling-paling lainnya, sehingga tingkah angkuh nan sombong pun tumbuh subur dalam jiwa, rasa ego semakin tinggi dan akhirnya memicu sifat-sifat buruk lainnya. Yang baik adalah dengan kelebihan yang dimiliki manusia diharapkan mampu mengurangi dan menutupi kelemahannya itu.

Karena dalam tahap proses belajar dalam dunia penulisan, jadi pendalaman dalam mengambil hikmah cerita yang disampaikan diatas masih terbatas. Sebenarnya ada satu pesan yang ingin dituangkan oleh penulis atas ide yang muncul, sehingga ada tulisan ini. Semoga ada kaitannya dengan artikel diatas. Ide gagasannya adalah “Dengan berani memulai kebiasaan positif yang baru, menggunakan kelebihan yang dimiliki, diawali oleh niat dan tekad yang kuat serta penuh dengan optimisme (yakin dan berpikir positif bahwa saya mampu), berdo’a dengan sungguh-sungguh, maka akan tercipta perubahan signifikan yang mengarah pada perbaikan diri, bisa menambah kelebihan kemampuan,  mengurangi kelemahan, dan bahkan sampai bisa menutupi kekurangan yang ada. Juga mampu mendongkrak batas-batas pemikiran yang selama ini dianggap tidak mungkin”. Sama halnya tanah sebagai benda yang dipilh oleh Allah untuk menciptakan nabi Adam. Tanah memang lemah, namun dibalik kelemahannya tanah menyimpan banyak manfaat, seperti yang telah disebutkan di awal artikel ini. Dengan semakin menggali potensi yang dimiliki tanah, lambat laun tanah akan selalu diketahui sebagai benda yang memberi banyak manfaat bagi manusia bukan hanya sekedar sebongkah tanah yang lemah.

Untuk memperkuat ide gagasan tadi, penulis akan mencoba memberi contoh. Katakanlah ada seorang lelaki yang sederhana bernama Azka, dia punya impian ingin mencoba menjadi penulis. Pada awalnya dia sangat ragu dan pesimis kalau dia bisa menulis, karena memang sama sekali tidak memiliki potensi dalam hal tulis-menulis. Dia langsung terbayang akan nilai-nilai buruk bahasa Indonesia yang selalu mewarnai kehidupan ber-sekolahnya di masa lalu, setiap kali diminta untuk membuat tulisan karangan. Suatu ketika dia mencoba memberanikan diri untuk memulai hal baru yang dia anggap itu tak mungkin, yaitu menulis, mengarang, membuat berbagai macam artikel. Dengan niat dan tekadnya yang sangat kuat akhirnya dia mencoba belajar membuat tulisan. Setelah itu, ada yang berubah pada kebiasaan yang dimiliki Azka, tiba-tiba ia mulai senang membaca. Dia membaca setiap menemui artikel bacaan di depannya, baik buku, majalah, koran, atau artikel-artikel di situs-situs internet, sampai-sampai buku setebal 600 halaman tamat dibacanya, padahal seumur hidup dia tidak hobi membaca. Itulah efek baik yang ditimbulkan dari memiliki kebiasaan menulis, yaitu butuh banyak referensi bacaan untuk menunjang seseorang untuk membuat tulisan. 

Azka pun mulai asyik dengan menulis, karena dia telah menemukan formula yang mutakhir dalam membuat sebuah tulisan, karangan, ataupun artikel, yaitu “menulis dengan bebas”. Dengan semangat 45 yang menderu-debu tulisan demi tulisan pun ia buat. Awalnya tulisan itu dibuat secara sederhana yaitu hanya memakai lembaran-lembaran kertas ukuran A4, buku tulis juga sebuah bulpen dan disimpan untuk pribadinya saja, layaknya tulisan diari. Lalu dia terbangun pemikiran bahwa tulisan yang disimpan untuk sendiri tidak akan mendapat koreksi dari orang lain, maka tulisannya tidak akan ada peningkatan dalam segi kualitas. Maka dia berniat untuk memiliki sebuah laptop dengan cara menabung, agar memudahkan dalam menulis dan tulisan-tulisannya pun bisa dipublikasikan dalam dunia maya. Setelah tabungannya cukup, belajar menulis pun berpindah dari era manual menjadi era tulisan digital. Dan dia mulai memberanikan diri untuk membuat blog sebagai salah satu cara untuk mempublikasikannya. Dengan cara inilah, dia mendapat kritik, saran dari para Super Blogger (pengguna blog yang mahir dalam membuat artikel dalam blog) dan secara tidak langsung dia dipaksa untuk berpikir keras agar tulisan yang ia buat bisa memberi manfaat dan bisa enak dibaca para pembaca blog budiman di seluruh penjuru dunia maya.

Semakin sering menulis, nampaknya Azka telah menemukan jalan agar tulisan yang ia buat itu bisa mengalir. Seseorang yang membiasakan menulis apapun, dengan kerapatan jarak antara kegiatan menulis dengan kegiatan lain-lain sangat tipis, maka tidak lama dia akan menemukan sebuah karakter yang baru dalam hal menulis, yaitu “Writing System atau Writing oriented”. Mungkin Azka telah menemukan sedikit karakter itu. Karena hal itu pula, Azka akhirnya memiliki kebiasaan baru. Dia memilih untuk menulis saat malam dini hari, karena dianggap lebih efektif dan produktif. Setiap malam hari dia sengaja terlelap tidur di awal malam setelah sholat Isya, sekitar pukul 21.00 WIB atau paling malam pukul 22.00 WIB. Dan pada saat malam pukul 01.00 WIB atau 02.00 WIB dini hari dia membiasakan bangun untuk mulai menulis. Tidak lama setelah membiasakan bangun malam dini hari untuk menulis, secara otomatis Azka bisa bangun pada setiap malam dini harinya. Tentu saja, kebiasaan baru yang sangat positif ini tidak disia-siakan olehnya. Sebelum menulis atau tengah dalam proses menulis, Azka memanfaatkan waktunya untuk mengerjakan sholat dan berdo’a di 1/3 malam yang akhir tiap pukul 02.00 WIB dini hari. Dan sungguh sangat tidak dipercaya, kebiasaan buruknya yang dulu sering tidur setelah sholat subuh, semenjak dia memulai kebiasaan baru itu, berubah total, Azka tak lagi tidur setelah subuh karena sudah terbiasa dengan menulis.Subhanallah, Alhamdulillah.                                       

Semoga Allah memberi banyak hikmah dari tulisan terbatas diatas. Aamiin
Alhamdulillah

Footnotes:
1.       QS Shaffat (37) : Ayat (11), QS Shad (38) : Ayat (71)
2.       QS Assaj’dah (32) : Ayat (7)
3.       QS An-nissa (4) : Ayat (1), HR Bukhori No 3084
4.       QS Al-Hijr (15) : Ayat (27-40)

HR Bukhori No 3084 - Nabi Bersada; “Nasihatilah para wanita, karena wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok bagian paling atas. Jika kamu ingin mencoba mleuruskannya dia akan patah, dan jika dibiarkan, maka dia pun tetap akan bengkok".