Rabu, 29 Agustus 2012

Sang Astronot Legendaris yang Rendah Hati lagi Bersahaja

 Bismillah

“Ini adalah satu langkah kecil untuk seorang manusia, satu lompatan raksasa untuk umat manusia”, kalimat itu adalah kutipan ucapan sangat mahsyur dan mendunia dari seorang manusia yang menginjakan kaki untuk pertama kalinya di bulan. Ucapan dahsyat itulah yang pertama kalinya muncul dari bibir salah satu Astronot Amerika dikenal dengan nama Neil Armstrong yang ditugaskan sebagai komando dalam misi penerbangan luar angkasa ketika telah berhasil dengan selamat menginjakan kakinya di bulan pada tanggal 20 Juli 1969 dengan menggunakan pesawat luar angkasa Apollo 11.

Sejak berabad-abad lamanya manusia hidup di bumi hanya bisa memandang ciptaan Allah yang Maha Kuasa dari kejauhan, yaitu keindahan sinar terang bulan yang keindahannya akan menjadi-jadi saat bulan purnama. Tak pernah terbayangkan dalam benak manusia sedikit saja bahwa manusia akan bisa terbang ke luar angkasa apalagi sampai mampu berjalan di bulan. Tapi hal yang dianggap mustahil selama beribu-ribu tahun oleh umat manusia, kini oleh Astronot Amerika Neil Asmtrong pria kelahiran Wapakoneta, Ohio tanggal 5 Agustus 1930 mampu terpecahkan dan menjadi kenyataan.

Maka bukan tanpa alasan kalimat diatas yang dilontarkan oleh Astronot Amerika yang dijuluki sebagai Moonwalk dengan nama lengkap Neil Alden Armstrong menjadi kalimat termahsyur yang dikenal diseluruh dunia sepanjang jaman. Karena ia telah menorehkan sejarah baru yang sangat fenomenal bagi peradaban manusia dengan melaksanakan ekspedisi iilmiah paling berani yang pernah ada di abad 20.

Ada beberapa tanggapan bahwa ekspedisi penerbangan luar angkasa ke bulan yang dilakukan oleh Neil Armstrong dengan krunya merupakan bagian dari strategi politik memiliki tujuan hanya ingin menonjolkan gengsi negara Amerika kepada rival beratnya Uni Soviet selama dekade perang dingin. Seolah-olah ingin menunjukan kekuatannya dengan berlomba-lomba negara mana yang pertama kali tiba di bulan. Mimpi ini juga sudah diidam-idamkan 8 tahun sebelum berhasilnya pesawat luar angkasa milik NASA yang mendarat pertama kali di bulan oleh Presiden Amerika John F. Kennedy yang bercita-cita bahwa negara Amerika nanti adalah negara yang paling awal mengirimkan manusia ke bulan.

Namun terlepas dari segala tanggapan miring dan pencapaian keberhasilan yang luar biasa sepanjang sejarah manusia, penulis hanya ingin mengambil pelajaran bahwa dibalik pencapaian yang luar biasa ini ternyata sosok Neil Armstrong memiliki kepribadian yang baik, bersahaja lagi rendah hati. Dalam menjalankan tugas senantiasa ia jalankan dengan tanpa pamrih. Pada saat pendaratannya di bulan dia menyatakan dengan rendah hati bahwa ekspedisinya hanya sebagai bagian dari pelaksanaan tugas. Ia tak ingin terjebak dalam euforia dirinya yang dinobatkan sebagai pahlawan Amerika yang notabene menjadi selebritis secara otomatis. Pada tahun-tahun sesudahnya pun dia hanya disibukan dengan menjadi petani mengurusi lahan pertaniannya yang berada di barat daya Ohio (menurut buku “pria dari bumi” karangan Edwin Ardin juga Astronot yang menemani berjalan di bulan selama 2,5 jam).

Pernah suatu waktu Neil Armstrong diundang dalam acara wawancara oleh CBS “60 Minutes”. Dan pada saat dia ditanya mengenai dirinya sebagai manusia pertama yang mendarat di bulan, dia menjawab “Saya pikir, kita ingin dikenang bukan karena satu prestasi puncak, tetapi karena apa yang kita kerjakan sehari-hari” tutur sahajanya. Jadi kenangan yang terindah bagi Neil Armstrong adalah aktifitas kesehariannya dalam memperjuangkan impian-impiannya bukan dari puncak keberhasilannya.

Di masa akhir sisa-sisa hidupnya, Armstrong pun jarang muncul di depan publik. Dia bahkan hanya mengucapkan beberapa kalimat saja dalam beberapa detik tanpa menyebutkan bulan ketika diminta naik ke depan podium di hadapan 10 ribu orang pada perayaan ke-100 penerbangan Amerika di Dayton tahun 2003.

Kini Sang Astronot yang legendaris itu telah tiada. Tepat pada tanggal 25 Agustus 2012 Neil Alden Armstrong yang genap berusia 82 tahun telah menghembuskan nafas terakhirnya. Kabarnya dia meninggal dunia seusai menjalani operasi jantung akibat komplikasi dua hari setelah merayakan ulang tahunnya pada tanggal 5 Agustus.

Bagi warga Amerika Neil Armstrong adalah bulan yang akan selalu tersenyum kepada orang-orang yang memandangnya setiap malam tiba, seolah-olah ada pesan yang tersirat dalam indahnya sinar terang bulan bahwa “Gapailah impian besarmu yang kau anggap itu tak mungkin dengan kerja keras dan semangat agar bisa terwujud, eksplorasi dan dorong batas-batas kemampuanmu agar mencapai hasil yang maksimum, dengan tulus ikhlas melayani kewajiban pekerjaan lebih dari melayani dirimu sendiri, dan bingkailah itu semua dengan sifat-sifat luhur manusia yang bersahaja dan rendah hati”.

Alhamdulillah
Source: dari berbagai sumber media
Editor: Pekik Aulia Rochman, FB: Kiki Galery

Minggu, 26 Agustus 2012

Buku-buku itu mengalihkan perhatian anakku


Bismillah
Pagi hari itu, di hari Minggu pagi yang cerah. Udara yang masih segar namun hawa dingin terasa sampai menembus tulang yang hampir menggigil dibuatnya. Seperti itulah suasana setiap pagi di kota Sukabumi. Terkadang hawa seperti ini bisa dirasakan sampai pukul 11 pagi. Maka sayang sekali waktu yang berkualitas ini untuk dilewatkan bila tidak digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat, misalnya saja beres-beres rumah seperti cuci piring, menyapu lantai, dan kegiatan positif lainnya.  
Setiap hari libur saya juga memiliki tugas khusus untuk total mengurusi Dafa putra pertama saya. Seperti biasa dafa selalu menarik-narik paksa ayahnya jika ingin bermain di depan teras. Entah bermain bola, bermain lempar-lemparan dll. Noufal, lala, dan satu anak yang tidak saya kenal kebetulan duduk-duduk di depan teras rumah kontrakan menarik perhatian dafa untuk bermain. Noufal anak tetangga sebelah rumah saat itu membawa mainan gamebot semacam PSP mobile ukuran sedang yang bisa dibawa kemana-mana bermerk PXP.
Ada yang menarik perhatian saya pada pagi hari itu. Saya agak heran melihat tingkah dafa biasa saja melihat kawan-kawannya bermain game tersebut, malah dia membawa 3 macam buku berupa 1 buku Iq’ro, 2 buku cerita tentang kisah para Nabi dan Si Kancil yang saya beli di pasar kemarin. Dia perlihatkan buku-buku barunya ke depan teman-temannya yang sedang asyik bermain di teras. Padahal biasanya sebelum saya belikan buku-buku tersebut setiap kali melihat noufal atau lala teman-temannya bermain dengan PXP, langsung dia merengek-rengek minta dibelikan.
Dafa mulai menarik-narik saya keluar menuju teras. Dan yang membuat saya terkejut, kali ini dia bukan mengajak untuk bermain akan tetapi meminta saya untuk membacakan cerita yang ada dalam buku. Di saat kawan-kawannya sedang asyik bermain pas di ujung teras rumah, dafa justru terus meminta saya membacakan buku-bukunya di depan mereka. Dalam hati saya, mungkin dafa ini hanya ingin memperlihatkan pada kawan-kawanya kalau dia punya mainan baru yang lebih keren ketimbang mainan yang mereka miliki, yaitu buku-buku penuh gambar-gambar yang berwarna.
Saya juga mulai asyik membaca buku cerita tentang Kancil anak nakal yang suka mencuri ketimun, dafa yang mendengarkan sembari sesekali melihat kepada kawan-kawannya yang bermain gamebot lalu kembali lagi menunjuk-nunjuk buku cerita Kancil yang sedang saya pegang. Kemudian saya mulai konsentrasi membacakan cerita Kancil itu dan tak peduli dafa memperhatikan atau tidak, saya terus membaca sampai akhir cerita.
Tak dinyana tak diduga setelah saya selesai membacakan cerita itu, ternyata kawan-kawan dafa yang sebelumnya terhanyut dalam game-game yang ada pada PXP  itu berbalik badan ikut memperhatikan cerita Kancil yang saya bacakan. Dari tatapan wajah mereka menunjukan mereka mendengarkan saya membaca dari tadi. Lalu mereka mulai berkomentar dan ngomong-ngomong satu sama lain tentang kancil. Tiba-tiba salah satu dari mereka ada yang menyahut dengan berkata “Sini saya bacain buku ceritanya”, karena waktu itu saya harus ke kamar kecil. Akhirnya dafa dan teman-temannya pun berbaur bersama bermain buku-buku cerita.
Kini dafa tidak lagi merengek-rengek nangis memaksa minta dibelikan Gamebot PXP. Sekarang teman-temannya pun mulai menyukai dan bermain dengan buku-buku yang dibawa oleh dafa melupakan PXP yang mereka bangga-banggakan..
Sungguh momen yang sangat berharga yang memberi pelajaran bagi saya. Alat-alat permainan zaman sekarang yang serba modern begitu besar menyita perhatian dan mempengaruhi anak-anak masakini bisa saja kita alihkan dengan buku-buku. Mungkin saja nofal, lala dan satu temannya mereka tiba-tiba mau mendengarkan cerita yang saya bacakan karena belum pernah mengetahui cerita-cerita itu atau hanya sesekali saja dibiasakan dengan buku-buku cerita oleh orang tua mereka. Atau barangkali buku cerita akan lebih menarik perhatian mereka kalau kita tak bosan-bosan membacakan bukunya dan membujuk dengan rayuan jitu agar senang dibelikan buku. Yang suatu saat nanti buku-buku bacaan akan menggantikan perhatian mereka dari segala bentuk dan macam permainan yang tidak mendidik di zaman modern yang serba canggih ini yang tak banyak memberi faedah bagi tumbuh-kembangnya anak.
Ayo! Mulai dari sekarang budayakan untuk membaca buku dan bujuk anak-anak, adik-adik untuk menyukai buku. Ajari! mereka sebagai generasi penerus Bangsa ilmu pengetahuan dan nilai-nilai luhur kemanusiaan melalui buku serta cerita kisah para Nabi, cerita rakyat, cerita para Pahlawan, cerita legenda yang takan pernah hilang ditelan oleh zaman. Itu semua terdapat dalam buku.
Alhamdulillah


Kamis, 23 Agustus 2012

Menjaga Sifat-sifat Manusia yang Luhur


Bismillah

Setelah selesai berbelanja dan waktu di malam H-1 lebaran mulai larut, lalu kami langsung menuju tempat parkir motor bersiap-siap untuk pulang. Kulihat motorku Honda Blade bercorak loreng orange terparkir di barisan bagian paling luar. Dan pada saat saya akan mengambil motor, sontak saya terkejut sambil mengucapkan kalimat istirja “Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun, de mana helm mas?” , “Mas naruh helmnya dimana tadi” sahut istri saya dengan nada agak sedikit lemas. “Ya jelas ditaruh di motor mas lah” jawab saya. “coba dicari lagi yang bener” tambah istri. Kemudian saya mencari kesana kemari, barangkali saya salah taruh helm di motor orang lain. 

Memang pada saat itu saya melihat ada seorang bapak yang memegang motornya yang diparkir di sebelah motor saya yang ditengah joknya ada sebuah helm hitam bermerk honda dan dibelakangnya ada seorang ibu muda yang menunggui, barangkali itu istrinya. Karena sangsi kalau itu helm saya, maka saya pun cuek saja dengan bapak itu. Lalu saya bertanya ke bagian penerimaan karcis kalau-kalau dia tahu, dan jika tidak setidaknya bisa bertanggung jawab. Namun jawabannya pun sama dia tak tahu-menahu dan tak mau bertanggung jawab pula. Dan saya kembali ke parkiran motor saya dengan hati yang kesal dan kecewa atas sikap pengelola parkir yang tak ada tanggung jawabnya sama sekali. Disitu saya melihat bapak yang masih menunggui motornya. Tiba-tiba ada suara yang terdengar “bapak mencari helm yah?” tanya seorang bapak dengan sopan. Langsung saya mencari suara itu, ternyata bapak yang parkir motornya disebelah motor saya. “betul pak” ujar saya sambil melihat helm yang ada di bagian tengah jok motornya. “Alhamdulillah, dari tadi kami menunggu si pemilik helm ini, jadi kami tak berani beranjak pergi” ujar bapak sambil memberi helm itu. Dan kulihat dengan teliti. Ternyata benar, itu helm saya. Saya bersyukur Alhadmulillah, lalu mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak tadi dan sambil bertanya “Sudah berapa lama bapak menunggui helm ini” tanya saya. “Tidak lama kok, hanya 20 menit saja” tutur bapak tadi yang mengenakan baju ber-jas dengan peci di kepalanya dan sarung sebagai bawahanya. Kalau saya lihat dibelakangnya seorang ibu muda hanya tersenyum saja. Kemudian tak lama bapak dan ibu muda tadi pergi.

Subhananallah.... di malam H-1 lebaran ini yang notabenenya orang ramai lagi sibuk dengan belanjaannya masing-masing dan biasanya rawan kejahatan karena lebaran memang banyak kebutuhan yang harus dikeluarkan. Tapi masih ada seseorang yang memiliki sifat yang mulia yaitu menjaga kejujuran dan kepedulian antar sesama. Walaupun helm saya ini kalau dijual tak seberapa harganya, namun bagi saya bukan soal besar kecilnya nilai kejujuran itu. Akan tetapi bagaimana menjaga sifat-sifat luhur manusia, salah satunya adalah sifat jujur dan peduli. Selama perjalanan pulang saya masih terngiang-ngiang dengan sifat luhur bapak itu. Dia mengajari saya bagaimana menjadi orang jujur dan peduli dengan kesusahan orang lain tanpa harus menghitung besar-kecil nilainya. 

Bisa saja ia tak jujur, sehingga helm saya yang ditaruh diatas jok motornya dia bawa dengan mudahnya. Atau peduli amat dengan helm saya, lalu dia taruh di sembarang tempat. Namun ia tidak demikian. Bapak tadi benar-benar ingin menjaga sifat jujurnya dengan tak beranjak dari motornya karena ada helm yang bukan miliknya berada diatas jok motornya serta tak ingin melihat orang lain yang bahkan tak ia kenal dalam kesusahan dengan menuggui helm miliki orang lain itu walaupun berlama-lama (sampai 20 menit)  sampai pemiliknya datang.

Saya agak sedikit menyesal karena belum sempat menanyakan namanya, barangkali suatu saat bertemu saya bisa memanggil namanya dan mengajak makan bersama, insya Allah jika ada rezeki. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih pak. Bapak bukan hanya menyelamatkan helm saya yang tak berharga namun juga mengajarkan bagaimana memiliki dan menjaga sifat-sifat yang mulia, sehingga bisa turut membantu kesusahan oran lain. Saya berdo’a kepada Allah semoga membalas kebaikan bapak dengan yang setimpal bahkan lebih baik. Aamiin

Alhamdulillah

Rabu, 22 Agustus 2012

Aji Ning Rogo Soko Busono lan Aji Ning Ati Soko Lathi


Bismillah
Ilmu tentang akhlak yang kita dapatkan dari contoh-contoh suri tauladan Nabi Muhammad SAW, terkadang bisa kita temui di berbagai pelajaran akhlak yang dibuat dalam pepatah atau peribahasa. Namun pada dasarnya teori apapun yang memberi pelajaran tentang akhlakul karimah itu adalah berasal dari Allah SWT. Seperti salah satu pepatah jawa mengatakan bahwa "Aji Ning Rogo Soko Busono lan Aji Ning Ati Soko Lathi"  yang kurang lebih artinya Kekuatan kebaikan Raga berasal dari cara berbusana dan kekuatan kebaikan hati berasal dari ucapan.
Secara umum manusia akan dihormati jika bisa berbusana yang baik, sopan, rapih. Dan secara khusus bagi umat beragama islam akan lebih dihormati dan dihargai jika berpakaian yang benar-benar islami dan rapih. Bukan hanya karena sebagai status saja. Sebagai contoh; Polisi dihormati karena seragam polisinya, seorang Ustadz dan Ustadzah akan di hormati karena cara berpakaiannnya yang islami dll. Karena Polisi, Ustadz dan Ustadzah adalah tokoh-tokoh masyarakat jadi wajar saja bila dihormati masyarakat. Namun ini bisa berlaku sama bagi rakyat biasa meskipun berstatus sebagai warga biasa saja seperti pedagang kaki lima, penjual jamu, tukang becak, ojek, tukang pos, tukang baso, Pak RT, Pak RW dll,  namun dalam kesehariannya bisa berusaha berpakaian yang baik, sopan dan rapih, maka orang-orang yang meilhatnya pun akan merasa nyaman dan bisa jadi segan. Kalau pendapat saya ini masih anda ragukan coba Anda lihat gambar ilustrasi dibawah ini ....




Bagaimana, sudahkah Anda menentukan pilihan sebagai jawaban dari pertanyaan “manakah cara bebusana yang enak di pandang?
Itu sebagai bukti “Aji ning rogo soko busono” memang benar adanya. Meski kita tidak bisa menilai seseorang dari segi fisiknya saja seperti Bu’le istrinya Pa’le bilang “Don’t Judge Only by The Cover”,  tapi dari sisi busana saja orang bisa memberi nilai plus tersendiri. 
Alangkah indahnya bila dipandang, karena suatu pandangan yang tak hanya sebatas dimata namun bisa sampai masuk menembus hati pada saat melihat seseorang yang bukan tokoh masyarakat bukan pula dari kalangan pejabat, dia hanyalah seorang rakyat biasa yang hidup dari kalangan orang-orang sederhana akan tetapi dari cara dia berbicara dan bertutur kata tak pernah sedikitpun ada celaan, cemoohan, kata-kata kasar dan kotor atau gunjingan yang muncul dari bibirnya, yang ada hanya kata-kata dan kalimat yang baik, sopan juga lemah lembut memperlihatkan ucapan yang keluar dari hati, juga ucapan-ucapan kejujuran yang kadangkala pahit dirasakannya. Itu semua berhubungan erat dengan sepenggal kalimat pepatah yang saya sebutkan sebelumnya “Aji Ning Diri Soko Lathi” yaitu kekuatan kebaikan hati ada pada ucapan yang baik dan selalu menjungjung tinggi kejujuran. 
Apabila dua rangkaian kalimat yang terdapat dalam satu pepatah ini bisa bersatu, maka para artis yang bisa jadi idola karena pintar dan mewah berbusana dan para pejabat yang dihormati karena punya kuasa yang keduanya kalah dengan sendirinya karena persaingan kehidupan glamor yang kompetitif dan dunia politik bakal terlupakan oleh seorang manusia sederhana yang senantiasa menjaga cara berpakaiannya yang baik, sopan, rapih, benar-benar islami meski tak mewah dan juga yang senantiasa mampu menjaga ucapan baiknya dan kejujurannya.
Itulah baiknya ilmu salah satu pepatah Jawa yang mengajarkan tentang Akhlakul Karimah (Budi Pekerti Yang Mulia). 
Alhamdulillah

Sabtu, 18 Agustus 2012

The Power Of Silaturahmi Part II

Pelajaran kedua, satu lagi cerita dari mas dimas yang tak kalah pentingnya dan masih menggetarkan jiwa saya yaitu pada malam itu dia berkata “Ki, kamu percaya tidak bahwa kekuatan ridho orang tua itu begitu besar pengaruhnya bagi kemajuan dan barokah kehidupan kita. Kamu masih ingat kan bahwa ridho Allah selalu bersama ridho orang tua. Mas dimas sekarang sungguh merasakanya” tutur mas Dimas yang wajahnya agak sedikit memantulkan cahaya karena sinar terangnya lampu ruang makan kami bermerk philip.
Saya dan istri begitu sangat terkesima menyimak cerita demi cerita mas dimas yang penuh hikmah itu. Dan dari dalam hati saya langsung berkata “Ucapan itu memang sudah saya ketahui dari dulu dan saya juga mempraktekannya, namun sepertinya apa yang diucapkan mas dimas itu sepertinya lebih berbobot karena lebih banyak berdasarkan pengalaman berat hidupnya daripada apa yang saya pahami“. 

Ternyata teori agama yang kita ketahui kalau hanya sekedar pemahaman konseptual atau teori agama dan praktek yang sesuai teorinya hanya 60% nya saja akan lebih menjadi hikmah yang hebat lagi jika kita kerjakan dengan sepenuh hati. Maksudnya adalah ilmu agama yang dipelajari dan difahami kemudian kita praktikan dengan setulus hati tanpa pertimbangan kekurangan materi, harga diri dan itu-ini akan lebih memberikan hikmah, manfaat besar yang bisa menambah kedewasan seseorang hamba Allah yang sholeh. Mas dimas lah yang telah mengalami hal itu.

Semenjak dia menjadi manusia yang taat dan takdhim kepada orang tua, kemajuan hidup ekonomi telah mengalami perubahan yang signifikan. Sejak 3 bulan yang lalu dia telah mendapat pekerjaan di satu sekolah SD tempat istrinya bekerja sebagai Guru Wiyata (Guru Honorer). Meskipun sebagai wiyata yang hanya bergaji satu bulan Rp 300.000,- namun karena mas dimas aktif dalam berkerja tanpa pamrih, sehingga tak jarang dia dapat rizki yang tak terduga-duga. Dia juga termasuk orang yang serba bisa, dari menjadi operator komputer, mengajar bahasa inggris dikala guru aslinya tak ada, sampai penggagas ide hampir disetiap urusan operasional dan guru-guru di SD tersebut. Pernah ada yang mengatakan “Mas dimas ini sudah orangnya gaul, pinter lagi. Poko’e serba bisa lah. Cocoknya jadi kepala sekolah saja” komentar salah satu guru sambil tersipu malu. Dan mas dimas juga punya kesempatan menjadi PNS jika sudah berwiyata minimal 5 tahun. Serta sejumlah rencana brilian yang menguntungkan sudah ada di tangan  setelah dia bekerja sebagai wiyata di SD itu. Itulah pertolongan-pertolongan yang datang menghampiri mas dimas atas keihklasannya di dalam ketaatan dan takhdimnya kepada orang tua.

Sebaliknya, cerita kesedihan dan segala problematika akan selalu mewarnai kehidupan anak manusia yang membuat hati orang tua tak ridho. Karena pada saat orang tua kita tak ridho dengan apa yang kita lakukan, yang kita rencanakan itu sebenarnya membuat hati mereka sakit atau tersinggung. Padahal sudah banyak pelajaran dalam Al-Quran dan Hadits Nabi Muhammad SAW menjelaskan tentang kewajiban sebagai anak terhadap orang tua, diantaranya;
  • Firman Allah Ta’alla; “Dan kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu- bapaknya” (Al-Ankabut ; 8) 
  • Firman Allah Ta’alla; “Dan Robbmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil” (Al-Isro ; 23-24)
  • Dari Abdullah bin Umar rodhiyallahu ‘anhuma ia berkata, “Ridho Robb (Allah) ada pada ridho orangtua dan murka Robb (Allah) ada pada murka orangtua” (HR Tirmidzi)
Melawan orang tua, menentang orang tua, membuat sakit orang tua dan membuat hati orang tua tak ridho dengan terang-terangan maupun samar-samar adalah kesalahan besar selama hayat masih dikandung badan Anda. Dan terkadang perbuatan dan rencana yang tak sadar atau tak sengaja kita kerjakan bisa membuat hati orang tua tidak ridho. Seperti kejadian yang dialami mas Dimas ini. Ceritanya, pada saat dia punya kesempatan mendapatkan rumah kontrakan yang tak jauh dari Sekolah tempat istrinya bekerja. Dan bahkan rumah yang bakal dia tempati itu tidak dipungut uang sewa kontrak, hanya tinggal menempati dan tentu saja dengan syarat mau merawatnya, karena si empunya tinggal diluar kota. Maka, kesempatan ini pun tak mau dilewatkan, setelah beberapa kali bermusyawarah dengan keluarganya termasuk mertuanya dimintai ijin dan pendapat. Akhirnya rencana itu berjalan dengan lancar karena sudah sepakat dan mendapat ijin bersyarat dari mertua. Syaratnya adalah setiap seminggu sekali menjenguk mertua. Nah, setelah beberapa minggu tinggal dirumah kontrakan yang luasnya lumayan cukup bagi sebesar keluarga mas dimas. Ada masalah yang mengganjal, yaitu rumah dan anak-anaknya mas dim tak ada yang merawat karena baik mas dim dan istrinya sama-sama bekerja di SD. Padahal selama tinggal bersama mertua tak ada masalah sama sekali untuk merawat anak-anaknya karena ada tetangga yang mau bekerja sebagai babysitter (pegawai rumahan yang mengurusi anak-anak dan kebersihan rumah tangga), tapi semenjak tinggal di rumah kontrakan yang baru itu sulit sekali untuk mencari tenaga babysitter, sehingga perawatan anak-anak dan urusan kebersihan rumah terlantar. Setelah diusut-usut ternyata mas Dimas baru menyadari kalau mertuanya memberi ijin masih setengah hati. Secara kebetulan pula pemilik rumah seperti merasa keberatan dengan mas dim, karena rumah miliknya tak terurus. Setelah kejadian ini mas dim pun kembali bersama ke rumah mertua. Dan alhamdulillah segalanya kembali normal dan lebih lancar.

Kejadian-kejadian yang lain pun di ceritakan oleh mas dim, permasalahan keluarga yang datang perlahan maupun bertubi-tubi yang menyelimuti perjalanan hidup berkeluarga. Diantaranya gagal berkali-kali dipromosikan bekerja di luar negeri, susah mencari pekerjaan selama bertahun-tahun, pekerjaan yang tak pernah cocok di hati dan tak sesuai gaji dan beberapa cerita kegagalan dalam meraih kebahagiaan berumah tangga diceritakan oleh mas dim. 

Semua kejadian kegagalan itu bermuara kepada satu hal yaitu karena tak sadarkan diri dan tak mau berintropeksi atas kesalahan yang telah kita perbuat sehingga menjadikan orang tua tak ridho. Atau kita tak ridho kepada orang tua karena suatu hal yang membuat kita jengkel atas tingkah-lakunya yang tak kita ketahui apa yang sebenarnya terjadi.

Malam pun semakin larut. Tangan kananku menutup mulut yang berusaha untuk menguap-uap karena sudah mulai mengantuk. Kulihat mata istriku juga perlahan-lahan mulai meredup karena tak biasanya kita mengobrol sampai selarut ini. Namun mas dimas masih kelihatan segar padahal telah mengalami perjalanan yang panjang dari magelang – jogja – jakarta – sukabumi dan nanti akan kembali ke jakarta menjalankan misi sesungguhnya. Sehingga kita akhiri obrolan pada malam itu untuk istirahat karena bseok pagi saya harus berangkat kerja.

Misi mas dimas ke Jakarta adalah menemui ayah kami di Jakarta untuk melaksanakan musyawarah besar keluarga kita yang diwakili oleh mereka bertiga Mas Dimas, Reza Satri Kinayungan (adik saya) yang tinggal dan bekerja di WWF Unicef perwakilan Jakarta serta ayah kami Pak Naryo. Musyawarah nanti akan membahas tentang 2 hal, yaitu acara Silaturahmi saat lebaran nanti dan Dana bantuan segera berupa modal dari kita-kita untuk usaha bapak yang sedang digarap.

Kekuatan manfaat dari bersilahturahmi (The Power Of Silaturahmi) begitu besar bagi saya. Bisa belajar banyak dari setiap kejadian-kejadian kehidupan orang-orang terdekat yang bisa memberi hikmah. Waktu yang tepat untuk saling berbagi dan saling nasihat-menasihati. Oleh sebab itu kita selalu menjaga kesinambungan Silaturahmi antar keluarga dimana saja dan kapan saja. Terlebih di momen penting nanti seperti Hari Raya Idul Fitri. Momen ini kita gunakan dengan sebaik-baiknya untuk temu kangen dan temu sapa diantara keluarga yang sudah berpencar-pencar ke berbagai daerah di Indonesia. 


Bagi sahabat pembaca semua yang sedang melakukan perjalanan pulang ke kampung halaman alias Mudik. Semoga dalam perjalanan diberikan keamanan dan kelancaran sehingga bisa sampai ke tempat tujuan dengan selamat. Dan semoga bisa memanfaatkan momen penting itu untuk bersilahturahmi dengan sanak-saudara, keluarga, kerabat serta para tetangga yang sudah tak sabar menunggu kedatangan Anda.

Dan pada malam hari ini saat yang tepat bagi saya untuk mengucapkan sesuatu yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam Indonesia di seluruh penjuru Nusantara dan belahan dunia, yaitu malam minggu tanggal 18 Agustus sebagai malam Idul Fitri 1 Syawal 1433 Hijriah; saya Pekik Aulia Rochman dan Keluarga ingin mengucapakan;

Selamat Hari Raya Idul Fitri tahun 1433 Hijriah
تقبل الله منا ومنكم 
Mohon Maaf Lahir dan Batin
Semoga amal ibadah kita selama bulan Suci Ramadhan bisa diterima di sisiNya