Bismillah
Setelah selesai berbelanja dan waktu di malam H-1 lebaran mulai
larut, lalu kami langsung menuju tempat parkir motor bersiap-siap untuk pulang.
Kulihat motorku Honda Blade bercorak loreng orange terparkir di barisan bagian
paling luar. Dan pada saat saya akan mengambil motor, sontak saya terkejut
sambil mengucapkan kalimat istirja “Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun, de mana
helm mas?” , “Mas naruh helmnya dimana tadi” sahut istri saya dengan nada agak
sedikit lemas. “Ya jelas ditaruh di motor mas lah” jawab saya. “coba dicari
lagi yang bener” tambah istri. Kemudian saya mencari kesana kemari, barangkali
saya salah taruh helm di motor orang lain.
Memang pada saat itu saya melihat
ada seorang bapak yang memegang motornya yang diparkir di sebelah motor saya
yang ditengah joknya ada sebuah helm hitam bermerk honda dan dibelakangnya ada seorang
ibu muda yang menunggui, barangkali itu istrinya. Karena sangsi kalau itu helm
saya, maka saya pun cuek saja dengan bapak itu. Lalu saya bertanya ke bagian
penerimaan karcis kalau-kalau dia tahu, dan jika tidak setidaknya bisa
bertanggung jawab. Namun jawabannya pun sama dia tak tahu-menahu dan tak mau
bertanggung jawab pula. Dan saya kembali ke parkiran motor saya dengan hati
yang kesal dan kecewa atas sikap pengelola parkir yang tak ada tanggung
jawabnya sama sekali. Disitu saya melihat bapak yang masih menunggui motornya.
Tiba-tiba ada suara yang terdengar “bapak mencari helm yah?” tanya seorang
bapak dengan sopan. Langsung saya mencari suara itu, ternyata bapak yang parkir
motornya disebelah motor saya. “betul pak” ujar saya sambil melihat helm yang
ada di bagian tengah jok motornya. “Alhamdulillah, dari tadi kami menunggu si
pemilik helm ini, jadi kami tak berani beranjak pergi” ujar bapak sambil
memberi helm itu. Dan kulihat dengan teliti. Ternyata benar, itu helm saya.
Saya bersyukur Alhadmulillah, lalu mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak
tadi dan sambil bertanya “Sudah berapa lama bapak menunggui helm ini” tanya
saya. “Tidak lama kok, hanya 20 menit saja” tutur bapak tadi yang mengenakan
baju ber-jas dengan peci di kepalanya dan sarung sebagai bawahanya. Kalau saya
lihat dibelakangnya seorang ibu muda hanya tersenyum saja. Kemudian tak lama
bapak dan ibu muda tadi pergi.
Subhananallah.... di malam H-1 lebaran ini yang notabenenya orang
ramai lagi sibuk dengan belanjaannya masing-masing dan biasanya rawan kejahatan
karena lebaran memang banyak kebutuhan yang harus dikeluarkan. Tapi masih ada
seseorang yang memiliki sifat yang mulia yaitu menjaga kejujuran dan kepedulian
antar sesama. Walaupun helm saya ini kalau dijual tak seberapa harganya, namun
bagi saya bukan soal besar kecilnya nilai kejujuran itu. Akan tetapi bagaimana
menjaga sifat-sifat luhur manusia, salah satunya adalah sifat jujur dan peduli.
Selama perjalanan pulang saya masih terngiang-ngiang dengan sifat luhur bapak itu. Dia mengajari
saya bagaimana menjadi orang jujur dan peduli dengan kesusahan orang lain tanpa
harus menghitung besar-kecil nilainya.
Bisa saja ia tak jujur, sehingga helm saya yang ditaruh diatas jok
motornya dia bawa dengan mudahnya. Atau peduli amat dengan helm saya, lalu dia
taruh di sembarang tempat. Namun ia tidak demikian. Bapak tadi benar-benar
ingin menjaga sifat jujurnya dengan tak beranjak dari motornya karena ada helm
yang bukan miliknya berada diatas jok motornya serta tak ingin melihat orang
lain yang bahkan tak ia kenal dalam kesusahan dengan menuggui helm miliki orang
lain itu walaupun berlama-lama (sampai 20 menit) sampai pemiliknya datang.
Saya agak sedikit menyesal karena belum sempat menanyakan namanya,
barangkali suatu saat bertemu saya bisa memanggil namanya dan mengajak makan
bersama, insya Allah jika ada rezeki. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih
pak. Bapak bukan hanya menyelamatkan helm saya yang tak berharga namun juga
mengajarkan bagaimana memiliki dan menjaga sifat-sifat yang mulia, sehingga
bisa turut membantu kesusahan oran lain. Saya berdo’a kepada Allah semoga membalas
kebaikan bapak dengan yang setimpal bahkan lebih baik. Aamiin
Alhamdulillah
Ceritanya menarik, cuman maaf banget, cara penyampaian nya/penggunaan kalimatnya yang (menurut saya) kurang enak. Saya ambil contoh dari kalimat pertama:
BalasHapusSetelah selesai berbelanja dan waktu di malam H-1 lebaran mulai larut, lalu kami langsung menuju tempat parkir motor bersiap-siap untuk pulang.
Coba kalo kalimat pembukanya disampaikan suasana (keadaan) di tempat parkir. Misal:
'Ruang parkir mall Cikaso malam H-1 kemarin lebih padat dari biasanya. Deret ratusan motor yang nampak sama membuat saya dan suami harus berkerja ekstra keras menemukan lokasi motor kami. dst dst.
Ini cuman saran lho, bukan berarti saya juga bisa... cuma ingin berbagi ide. Salam kenal ya. :D
Terima kasih mas Agus Firman atas kritikannya. Semoga tak bosan-bosan jadi pemerhati dan memberi koreksi padaa blog saya. ^_^
Hapusmenarik bang..salam dari penulis sangat pemula
BalasHapusdi Lhokseumawe Aceh.
damoraislamiclife.blogspot.com
Abang Tugas Setya: Thanks, salam kenal dan salam hangat kembali dari saya. Mau tengok blognya abang.
Hapusditunggu follow back'a,,,
BalasHapusEl-Amdah ihsan; Saya sudah follow back bang. ntar komen-komen lagi yah ^_^
HapusAbang Miftahul Huda: Terima kasih. Mohon tak bosan-bosan berkunjung serta kritik dan sarannya yah :). Tunggu saja kunjungan balikku.
BalasHapus