Bismillah
|
Right of the picture above belong to claudeaberin.blogspot.com |
Semua makhluk ciptaan Allah memiliki
kelemahan dan kelebihan, salah satunya adalah manusia. Manusia pertama yang diciptakan
Allah berasal dari tanah yaitu Nabi Adam[1]. Seperti yang diketahui bahwa
tanah di bumi ini tidak memiliki struktur ketahanan yang kuat, sepadat apapun
tanah yang menggumpal jika diremas atau dibanting biasanya akan hancur menjadi
butiran-butiran kecil. Itu menandakan tanah adalah benda yang lemah (Memang
dalam bahasa jawa, tanah disebut dengan lemah). Namun dibalik kelemahan
pertanahan di bumi ini, tanah menyimpan banyak fungsi loh..., diantaranya;
- Tempat tumbuh
dan berkembangnya perakaran
- Persediaan
kebutuhan primer dan sekunder tanaman
- Sebagai tempat
hidup biota tanah
- Sebagai
pelindung dari serangan hama dan penyakit
Nabi Adam yang menyandang gelar
Alaihissallam (AS) yang berarti doa berupa “Semoga Allah senantiasa memberi
keselamatan pada Nabi Adam” adalah nenek moyang manusia yang juga memiliki
sifat sejenis dengan tanah yaitu memiliki kelemahan dan kelebihan (jadi nenek
moyang manusia adalah manusia bukan kera seperti diutarakan dan
dibangga-banggakan oleh kang mas Darwin Almarhum)[2]. Setelah Allah mencipatkan
nabi Adam, kemudian ditempatkan ke dalam surga (bukan surga sesungguhnya yang
nanti akan ditempati orang-orang yang beriman kepada Allah).
Allah yang Maha Tahu faham sekali
dengan keadaan Nabi Adam, meskipun dia hidup serba enak didalam surga akan
tetapi ada sesuatu yang hilang dalam jiwanya sehingga hidup di surga terasa
hampa. lalu muncullah sosok Hawa sebagai pendamping hidup yang diciptakan Allah
dari tulang rusuk nabi Nabi Adam[3]. Hawa yang berjenis kelamin perempuan
inilah yang membuat jiwa nabi Adam merasa tenang dan tentram. Akhirnya keduanya
hidup bahagia di surga.
Rupa-rupanya, selama Allah
berurusan dengan Nabi Adam, ada sesosok yang selalu mengawasi. Adalah Iblis
yang kemudian nanti akan menjadi nenek moyang para Setan yang selalu mengontrol
gerak-gerik Nabi Adam. Iblis sangat benci dengan Nabi Adam. Kebenciannya muncul
ketika Allah perintah kepada seluruh makhluk ciptaannya, yaitu Malaikat dan
juga Iblis untuk sujud penghormatan kepada Nabi Adam. Karena nabi Adam hanya
berasal dari tanah, sedangkan dirinya diciptakan dari api, maka pada saat itu
iblis dengan sombong tidak mau sujud karena merasa direndahkan. Sejak saat
itulah dia meminta kepada Allah untuk diberi ijin agar selalu bisa menggoda Nabi
Adam dan keturunannya sampai hari kiamat jauh dari jalan yang benar (Di
jalan-jalan Allah “Fii Sabilillah”). Itu sebagai pengganti hukumannya sebelum
dia disiksa di Neraka Jahannam. Padahal pada saat dia melakukan kesalahan
dengan tidak mau sujud penghormatan kepada nabi Adam, Allah telah memerintahnya
untuk bertobat. Dan jika dia mau melaksanakan perintah tobat, dia masih
memiliki kesempatan untuk bisa masuk ke dalam surga[4]. Namun dia lebih memilih
untuk menjerumuskan nabi Adam dan anak turunnya bersama-sama masuk ke dalam
neraka karena seluruh pikirannya sudah tertutup dengan kebencian yang begitu
amat besar, sehingga menjadi buta. Buta mata, buta hati dan buta pikiran.
Kebahagiaan Nabi Adam dan Hawa
yang di lalui hari demi hari pun tak berlangsung lama, karena sejak saat Iblis
bersumpah untuk menggoda Nabi Adam dan anak turunnya, maka sejak saat itu pula
Iblis berupadaya dengan berbagai macam cara untuk menyesatkan keduanya agar
menentang perintah Allah. Salah satu isi dari perintah Allah kepada Nabi Adam
dan Hawa adalah selama berada di surga ada satu syarat yang tidak boleh
dilanggar, yaitu tidak boleh mendekati apalagi sampai memakan buah salah satu
pohon di surga. Konon menurut cerita pohon dan buahnya itu bernama khuldi, yang
berarti kekal. Tapi sesungguhnya nama pohon dan buah khuldi ini berasal dari
Iblis yang sengaja memberi nama tersebut sebagai satu diantara sekian banyak
strategi liciknya untuk menggoda nabi Adam dan hawa.
Awalnya iblis menggoda berkali-kali
nabi Adam secara terang-terangan supaya memakan buah yang dilarang oleh Allah
dengan rayuan bahwa dengan memakan buah itu akan memberi kehidupan yang kekal abadi
di dalam surga, tentu dengan kebohongan Iblis bahwa surga yang ditempatinya
tidaklah kekal. Namun nabi Adam sama sekali tidak terpengaruh dengan rayuan
Iblis. Tak berhenti untuk menggoda Iblis pun mengambil langkah strategi licik
yang lain yaitu menghasut istri nabi Adam. Mula-mula hawa tidak termakan dengan
hasutannya, tapi karena upadaya iblis yang terus menerus menggoda dengan
rayuan, bujukan yang manis-manis pada akhirnya hawa pun terhasut.
Disinilah kelemahan seorang
wanita, tatkala sudah lama tidak mendapatkan siraman kebaikan rohani, ketika
segala bujukan, rayuan hasutan yang serba manis datang bertubi-tubi kepadanya
maka akan mudah terhanyut. Karena memang wanita diciptakan dari tulang rusuk nabi
Adam yang paling bengkok. Pernah dijelaskan oleh nabi Muhammad SAW bahwa dengan
adanya wanita tercipta dari tulang rusuk yang bengkok, manakala tulang rusuk
itu dibiarkan saja, maka tetap akan bengkok, dan jika tulang tersebut sengaja
diluruskan dengan keras dan kasar, bukannya akan lurus namun akan patah[3].
Artinya wanita butuh untuk selalu di arahkan dengan nasihat-nasihat yang baik
secara berkala agar memiliki kekuatan dan keteguhan iman dalam hati.
Keberhasilan hasutan iblis kepada
hawa ternyata sangat cerdik nan picik, tidak hanya mengajak hawa untuk
melanggar perintah Allah, namun juga mengelabui hawa untuk mengajak suaminya
Kakanda nabi Adam agar mau makan buah khuldi sehingga bisa hidup bersama
selama-lamanya di surga itu. Nah, tibalah giliran kelemahan nabi Adam yang
mulai terlihat, dengan kelembutan dan rayuan manis yang dibuat oleh hawa juga
karena atas nama cinta dan kasih sayang yang terkadang disalahgunakan sehingga
nabi Adam ikut terhasut untuk makan buah khuldi tersebut, melupakan segala
ketaqwaan dan ketaatannya kepada Allah. Karena telah melanggar perintah Allah
dengan memakan buah yang disebut oleh Iblis dengan buah khuldi, Adam dan Hawa
diperintah oleh Allah untuk bertobat. Kemudian sebagai penebus dosa mereka
berdua akhirnya disiksa dengan cara dikeluarkan dari surga dan diturunkan ke
dunia untuk menjalankan ibadah kepada Allah pada kehidupan di dunia sampai
akhir hayat mereka.
Dengan gambaran cerita diatas,
penulis hanya mengambil sudut pandang bahwa manusia hakikatnya tidak ada yang sempurna.
Sudah dapat diketahui dengan jelas bahwa nabi Adam saja sebagai manusia pertama
ciptaan Allah yang dianggap sempurna karena bisa membuat para Malaikat yang
tercipta dari cahaya dan Iblis yang berasal dari api sujud di hadapannya
sebagai rasa hormat, atas perintah Allah. Meskipun demikian tetap saja nabi
Adam adalah manusia yang pernah melakukan kesalahan, yang tidak sempurna karena
memiliki kelebihan dan kekurangan.
Penulis menggaris bawahi bahwa
dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dimiliki setiap insan, maka
diperlukan kesadaran. Untuk itu manusia janganlah menjadikan kelemahannya sebagai
alasan untuk menyerah dan pasrah saja. Seperti misalnya, minder, tidak percaya
diri, rasa khawatir, tidak pintar, kurang peka dengan orang lain, tidak bisa
begini-begitu, kurang bisa ini-itu dan sifat-sifat lemah lainnya, yang pada
akhirnya hanya membesarkan kelemahan itu sendiri. Begitupun dalam menyikapi
kelebihan, tidaklah bijak menggunakan kelebihan yang dimiliki kalau hanya ingin
menunjukan kepada orang lain bahwa dialah yang terunggul, yang paling kuat,
paling pintar, paling survive dan saudaranya mas paling-paling lainnya,
sehingga tingkah angkuh nan sombong pun tumbuh subur dalam jiwa, rasa ego
semakin tinggi dan akhirnya memicu sifat-sifat buruk lainnya. Yang baik adalah
dengan kelebihan yang dimiliki manusia diharapkan mampu mengurangi dan menutupi
kelemahannya itu.
Karena dalam tahap proses belajar
dalam dunia penulisan, jadi pendalaman dalam mengambil hikmah cerita yang
disampaikan diatas masih terbatas. Sebenarnya ada satu pesan yang ingin dituangkan
oleh penulis atas ide yang muncul, sehingga ada tulisan ini. Semoga ada
kaitannya dengan artikel diatas. Ide gagasannya adalah “Dengan berani memulai
kebiasaan positif yang baru, menggunakan kelebihan yang dimiliki, diawali oleh
niat dan tekad yang kuat serta penuh dengan optimisme (yakin dan berpikir
positif bahwa saya mampu), berdo’a dengan sungguh-sungguh, maka akan tercipta
perubahan signifikan yang mengarah pada perbaikan diri, bisa menambah kelebihan
kemampuan, mengurangi kelemahan, dan bahkan
sampai bisa menutupi kekurangan yang ada. Juga mampu mendongkrak batas-batas
pemikiran yang selama ini dianggap tidak mungkin”. Sama halnya tanah sebagai
benda yang dipilh oleh Allah untuk menciptakan nabi Adam. Tanah memang lemah,
namun dibalik kelemahannya tanah menyimpan banyak manfaat, seperti yang telah
disebutkan di awal artikel ini. Dengan semakin menggali potensi yang dimiliki
tanah, lambat laun tanah akan selalu diketahui sebagai benda yang memberi
banyak manfaat bagi manusia bukan hanya sekedar sebongkah tanah yang lemah.
Untuk memperkuat ide gagasan tadi,
penulis akan mencoba memberi contoh. Katakanlah ada seorang lelaki yang
sederhana bernama Azka, dia punya impian ingin mencoba menjadi penulis. Pada
awalnya dia sangat ragu dan pesimis kalau dia bisa menulis, karena memang sama
sekali tidak memiliki potensi dalam hal tulis-menulis. Dia langsung terbayang
akan nilai-nilai buruk bahasa Indonesia yang selalu mewarnai kehidupan
ber-sekolahnya di masa lalu, setiap kali diminta untuk membuat tulisan
karangan. Suatu ketika dia mencoba memberanikan diri untuk memulai hal baru yang
dia anggap itu tak mungkin, yaitu menulis, mengarang, membuat berbagai macam
artikel. Dengan niat dan tekadnya yang sangat kuat akhirnya dia mencoba belajar
membuat tulisan. Setelah itu, ada yang berubah pada kebiasaan yang dimiliki
Azka, tiba-tiba ia mulai senang membaca. Dia membaca setiap menemui artikel
bacaan di depannya, baik buku, majalah, koran, atau artikel-artikel di
situs-situs internet, sampai-sampai buku setebal 600 halaman tamat dibacanya,
padahal seumur hidup dia tidak hobi membaca. Itulah efek baik yang ditimbulkan dari
memiliki kebiasaan menulis, yaitu butuh banyak referensi bacaan untuk menunjang
seseorang untuk membuat tulisan.
Azka pun mulai asyik dengan
menulis, karena dia telah menemukan formula yang mutakhir dalam membuat sebuah
tulisan, karangan, ataupun artikel, yaitu “menulis dengan bebas”. Dengan
semangat 45 yang menderu-debu tulisan demi tulisan pun ia buat. Awalnya tulisan
itu dibuat secara sederhana yaitu hanya memakai lembaran-lembaran kertas ukuran
A4, buku tulis juga sebuah bulpen dan disimpan untuk pribadinya saja, layaknya
tulisan diari. Lalu dia terbangun pemikiran bahwa tulisan yang disimpan untuk
sendiri tidak akan mendapat koreksi dari orang lain, maka tulisannya tidak akan
ada peningkatan dalam segi kualitas. Maka dia berniat untuk memiliki sebuah
laptop dengan cara menabung, agar memudahkan dalam menulis dan
tulisan-tulisannya pun bisa dipublikasikan dalam dunia maya. Setelah
tabungannya cukup, belajar menulis pun berpindah dari era manual menjadi era
tulisan digital. Dan dia mulai memberanikan diri untuk membuat blog sebagai
salah satu cara untuk mempublikasikannya. Dengan cara inilah, dia mendapat
kritik, saran dari para Super Blogger (pengguna blog yang mahir dalam membuat
artikel dalam blog) dan secara tidak langsung dia dipaksa untuk berpikir keras
agar tulisan yang ia buat bisa memberi manfaat dan bisa enak dibaca para
pembaca blog budiman di seluruh penjuru dunia maya.
Semakin sering menulis, nampaknya
Azka telah menemukan jalan agar tulisan yang ia buat itu bisa mengalir.
Seseorang yang membiasakan menulis apapun, dengan kerapatan jarak antara
kegiatan menulis dengan kegiatan lain-lain sangat tipis, maka tidak lama dia
akan menemukan sebuah karakter yang baru dalam hal menulis, yaitu “Writing
System atau Writing oriented”. Mungkin Azka telah menemukan sedikit karakter
itu. Karena hal itu pula, Azka akhirnya memiliki kebiasaan baru. Dia memilih
untuk menulis saat malam dini hari, karena dianggap lebih efektif dan
produktif. Setiap malam hari dia sengaja terlelap tidur di awal malam setelah
sholat Isya, sekitar pukul 21.00 WIB atau paling malam pukul 22.00 WIB. Dan
pada saat malam pukul 01.00 WIB atau 02.00 WIB dini hari dia membiasakan bangun
untuk mulai menulis. Tidak lama setelah membiasakan bangun malam dini hari
untuk menulis, secara otomatis Azka bisa bangun pada setiap malam dini harinya.
Tentu saja, kebiasaan baru yang sangat positif ini tidak disia-siakan olehnya.
Sebelum menulis atau tengah dalam proses menulis, Azka memanfaatkan waktunya
untuk mengerjakan sholat dan berdo’a di 1/3 malam yang akhir tiap pukul 02.00
WIB dini hari. Dan sungguh sangat tidak dipercaya, kebiasaan buruknya yang dulu
sering tidur setelah sholat subuh, semenjak dia memulai kebiasaan baru itu,
berubah total, Azka tak lagi tidur setelah subuh karena sudah terbiasa dengan
menulis.Subhanallah, Alhamdulillah.
Semoga Allah memberi banyak hikmah
dari tulisan terbatas diatas. Aamiin
Alhamdulillah
Footnotes:
1.
QS Shaffat (37) :
Ayat (11), QS Shad (38) : Ayat (71)
2.
QS Assaj’dah (32) :
Ayat (7)
3.
QS An-nissa (4) :
Ayat (1), HR Bukhori No 3084
4.
QS Al-Hijr (15) :
Ayat (27-40)
HR Bukhori No 3084 - Nabi Bersada; “Nasihatilah para wanita,
karena wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok bagian paling atas.
Jika kamu ingin mencoba mleuruskannya dia akan patah, dan jika dibiarkan, maka
dia pun tetap akan bengkok".